5 kasus pelanggaran etika bisnis di indonesia
5 KASUS ETIKA BISNIS DI INDONESIA
2021
1. Pelanggaran Kode Etik Pada Kasus
Korupsi Dana Bantuan Sosial COVID-19
Tindakan korupsi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan di dalam sistem kehidupan masyarakat. Korupsi merupakan salah satu
tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan secara tidak wajar dan
ilegal dengan menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Serupa dengan kasus yang baru saja
terjadi yaitu korupsi dana bantuan sosial COVID-19 oleh Juliari Batubara. Pada
kasus tersebut terindikasi adanya aliran dana sebesar 17 miliar yang seharusnya
dialokasikan untuk dana bantuan sosial COVID-19 di Indonesia. Anggaran dana
bantuan sosial yang sudah direncanakan oleh Kemenkeu untuk dialokasikan oleh
Kementerian Sosial untuk didistribusikan seluruhnya kepada masyarakat guna
kepentingan pemulihan COVID-19.
Dalam kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos) COVID-19
yang melibatkan Menteri Sosial Juliari Batubara ini jika ditelisik lebih dalam
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Seorang pejabat publik
memiliki nilai etika yang harus ditaati selama menjabat sebagai seorang
pemimpin atau pejabat publik. Salah satu nilai etika atau kode etik yang harus
ditaati adalah anti korupsi. Juliari P Batubara secara bersih memiliki harta
sebesar 48 miliar yang sudah terpotong dengan hutang yang dimilikinya. Harta
serta kekayaan yang dimiliki oleh Juliari P Batubara berasal dari bidang tanah
dan bangunan yang hartanya tersebut terdiri dari warisan, hibah, dan hasil
sendiri.
2. Kasus
Pelanggaran PT. Garuda Indonesia
Contoh kasus
pelanggaran etika bisnis yang terakhir datang dari pelanggaran yang dilakukan
oleh BUMN bidang transportasi paling terkenal di negara ini, yaitu PT. Garuda
Indonesia. Kasus ini berawal ketika ditemukannya status plat merah dari saham
perusahaan ini yang ada di dasar Bursa Efek Indonesia.
Hal ini membuat para
pemegang saham menjadi sangat marah sebab kasus tersebut masuk ke dalam kasus
penipuan yang sangat fatal. Memiliki status plat merah memiliki arti bahwa
saham yang dimiliki oleh perusahaan kualitasnya tidak baik dan digunakan
sebagai mainan oleh kalangan trader bursa.
Jadi itulah beberapa
pembahasan contoh kasus pelanggaran etika bisnis dan analisisnya dari berbagai
permasalahan yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Sebenarnya dari
contoh kasus tersebut dapat di ambil pelajaran bagaimana cara mencari solusi
dari setiap permasalahan sehingga diharapkan pelanggaran seperti itu tidak
terulang kembali.
3.
Kasus Pelanggaran Perusahaan Uber
Perusahaan Uber sudah
seringkali terlibat dalam kasus pelanggaran, mulai dari kasus ringan sampai
kasus yang cukup berat. Contoh kasus pelanggaran etika bisnis yang dilakukan
oleh perusahaan Uber ini cukup merusak brand imejnya di kalangan masyarakat,
sebab mereka bahkan sempat dilarang beroperasi oleh pemerintah London.
Kasus ini bermula ketika
mantan karyawan Uber, yakni Susan Fowler menyatakan kepada publik bahwa
perusahaan memiliki budaya pelecehan seksual yang begitu mendarah daging.
Karena dugaan tersebut begitu mencengangkan, maka Uber pun mengalami periode
kesengsaraan dan membuatnya harus menyerahkan mayoritas pangsa pasarnya pada
perusahaan lain yaitu Lyft.
4. Kasus Alphabet dan Facebook
Di tengah spekulasi bahwa berita hoax yang tersebar di media
sosial mungkin telah mempengaruhi pemilu AS 2016, Perusahaan raksasa seperti
Facebook dan Google memilih mengabaikan kemungkinan itu.
Namun itu berubah pada tahun 2017, dengan Facebook dan Google –
yang memperoleh sebagian besar pendapatan mereka dari penempatan iklan –
keduanya mengatakan bahwa mereka telah menemukan akun yang terikat dengan
pemerintah Rusia.
1.
Facebook melaporkan sekitar 3.000 iklan yang terkait dengan
Kremlin yang bertujuan untuk membagi negara yang telah dibeli pada platformnya.
2.
Google, sementara itu, menemukan puluhan ribu iklan yang dibeli
oleh entitas terkait Rusia di YouTube dan Gmail.
3.
Twitter juga mengungkapkan bahwa outlet berita yang dibayar oleh
pemerintah Rusia, Rusia Today, telah menghabiskan $ 274.000 dalam iklan di
platform pada tahun 2016.
Twitter, Facebook, dan Google masih menyelidiki berapa banyak
aktivitas Rusia yang ada di platform mereka. Menambah masalah besar teknologi
besar: Kongres tampaknya mengambil sikap lebih keras terhadap sektor ini,
dengan beberapa di Capitol Hill mempertanyakan cara mereka membuat user terus
datang kembali .
5. General Data Protection Regulation (GDPR)
General Data Protection Regulation atau yang disingkat GDPR
adalah regulasi yang mengatur tentang privasi pengguna internet. Aturan ini
disahkan pada tahun 2018 lalu.
Tanpa kita sadari sebenarnya ketika kita berselancar di internet
kita selalu dilacak oleh pemilik website. Pelacak tersebut disebut cookies.
Di Eropa hal ini menjadi concern mereka.
Oleh karena itu semua website yang menerima pengunjung dari Eropa harus
memberikan notifikasi kepada pengunjung bilamana mereka mau melacak pengunjung
mereka.
Jikalau webmaster / pengelola aplikasi tidak memberikan
notifikasi dan pilihan kepada pengunjung ketika melacak pengunjung, mereka bisa
dikenai sanksi yang cukup besar.
Komentar
Posting Komentar